Beralih ke makanan berbasis nabati dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung koronen dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Selain itu, beralih ke sistem pangan nabati dapat membantu kita mencegah penyakit zoonis dan pertumbuhan lain penyakit yang disebabkan resistensi antibiotic.
Pola makan nutrisi berbasis nabati dapat membantu mengurangi risiko obesitas, yang merupakan salah satu faktor utama yang dikaitkan dengan pubertas dini.
Produksi makanan berbasis nabati umumnya memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi makanan hewani. Ini berarti bahwa mengurangi konsumsi produk hewani dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.
Pertaninan membutuhkan lebih sedikit air dan lahan dibandingkan dengan peternakan hewan, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan mengadopsi nutrisi nabati, kita dapat berkontribusi pada pelestarian satwa liar dan habitatnya serta mendorong planet yang lebih sehat bagi semua makhluk hidup.
Mengurangi penderitaan hewan diternak dari penggunaan antibiotik dan hormon yang sering diberikan ke hewan yang diternakkan, yang dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan hewan dan manusia.
Beralih ke pola makan nabati dapat memainkan peran penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem. Peternakan hewan merupakan penyebab utama deforestasi, perusakan habitat, dan kepunahan spesies. Hal ini juga berdampak pada kehidupan akuatik melalui praktik-praktik yang menyebabkan zona mati laut dan penangkapan ikan berlebihan.
