Monday 8 September 2025

Desak Transparansi Komitmen Telur Bebas Sangkar, Koalisi AFJ, ADSH, dan AFFA Mengunjungi Best Western Kamala Jimbaran

Bali, 18 Juli 2025 – Tiga organisasi advokasi kesejahteraan hewan, Animal Friends Jogja (AFJ), Animals Don’t Speak Human (ADSH), dan Act for Farmed Animals (AFFA), mendatangi Best Western Kamala Jimbaran, Bali. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya bersama koalisi untuk menyoroti kurangnya transparansi Best Western terkait penggunaan telur bebas sangkar (cage-free) di Indonesia, serta mendesak kepastian transisi penuh di Asia Pasifik dan global.

Sebagai bagian dari grup perhotelan global Best Western Hotels, Best Western mengelola sekitar 4.300 hotel di lebih dari 100 negara, dengan 18 merek yang melayani berbagai segmen—dari ekonomi hingga mewah. Pada tahun 2019, Best Western berkomitmen untuk beralih ke 100% telur bebas sangkar secara global paling lambat akhir 2025. Dalam pernyataan terbarunya, perusahaan mengklaim lebih dari 40% propertinya di Asia Pasifik telah menggunakan telur cage-free. Namun, hingga saat ini belum ada laporan terbuka terkait implementasi di Indonesia dan kepastian transisi penuh di global pada tahun 2025.

“Komitmen global harus dibarengi implementasi lokal. Apakah semua hotel Best Western di Indonesia sudah benar-benar menggunakan telur bebas sangkar? Jika belum, kapan akan dilakukan. Jika sudah, mana laporan implementasinya?” ujar Elly Mangunsong, Direktur Program Advokasi Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan di Animal Friends Jogja.

Sebagai simbol desakan, perwakilan koalisi membawa bingkisan berupa chicken towel art, yaitu handuk yang dibentuk meyerupai ayam dan telur dari kertas daur ulang, di dalam sebuah keranjang anyaman bambu dengan alas jerami. Bingkisan ini merepresentasikan kehidupan ayam petelur yang sejahtera—bebas bergerak dan tidak terkurung dalam kandang sangkar. Selain itu juga disisipkan selebaran informasi yang menekankan pentingnya Best Western segera mengumumkan progres transisi dari komitmen telur bebas sangkar mereka, serta gantungan pintu dengan pesan: “Best Western, Tunjukkan Laporan Transisi Bebas Sangkar Kalian!”. Di baliknya tertulis: “22.089 Konsumen Peduli Menanyakan: Mana Transparansi Bebas Sangkar Best Western?” yang diambil dari hasil petisi terkait desakan ke Best Western.

Pada kesempatan ini, perwakilan koalisi juga menemui Ray, Front Office Manager Best Western Kamala Jimbaran, yang menerima bingkisan tersebut dan menyampaikan bahwa dirinya sudah mengetahui informasi ini, karena sebelumnya sudah menerima kartu pos dari konsumen terkait isu yang sama. Ray juga menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menggunakan telur cage-free di cabang hotel mereka.

Kenyamanan Konsumen Tidak Boleh Dibayar dengan Penderitaan

Ayam petelur dalam kandang sangkar dikurung dalam ruang sempit membuat mereka sulit untuk mengepakkan sayap, mandi debu, bertelur di tempat yang nyaman, atau bertengger. Seringkali, kondisi ini menyebabkan patah tulang, luka terbuka, kehilangan bulu, stres berkepanjangan, hingga gangguan perilaku serius.

“Kami percaya kenyamanan tamu hotel tidak seharusnya mengorbankan kesejahteraan hewan. Best Western telah menerbitkan kebijakan bebas sangkar mereka, dan mereka perlu transparan dalam pengimplementasiannya,” ujar Fiolita Berandhini Saichu, Direktur dan Pendiri Animals Don’t Speak Human (ADSH).

Tuntutan Koalisi

Koalisi AFJ, ADSH, dan AFFA mendesak Best Western untuk:

  1. Mempublikasikan data transparan terkait penggunaan telur cage-free di hotel-hotel Best Western di Indonesia.
  2. Menyampaikan rencana bertahap dan target waktu transisi penuh ke telur bebas sangkar di Asia Pasifik dan global yang dijanjikan tahun 2025.
  3. Memastikan seluruh jenis produk telur (telur cangkang, cair, dan olahan) masuk dalam cakupan komitmen cage-free.

Lebih dari 2.700 perusahaan global, termasuk jaringan hotel seperti Hilton, Accor, dan IHG, telah mempublikasikan progres komitmen cage-free secara transparan. Langkah serupa perlu dilakukan Best Western, agar konsumen tahu sejauh mana praktik yang diterapkan selaras dengan nilai etis yang dijanjikan perusahaan.

 

Kontak Media:

Dian Erviana | Koordinator Komunikasi Program Advokasi Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan di AFJ |+6281324627693| [email protected]www.cagefreeindonesia.org

Dinda Mahadewi | Koordinator Komunikasi dan Kampanye Animals Don’t Speak Human | [email protected] | animalsdontspeakhuman.org


Tentang Animal Friends Jogja

Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia. AFJ adalah bagian dari Member League OIPA/Organizzazione Internazionale per la Protezione degli Animali (Organisasi Internasional untuk Perlindungan Hewan yang Berhubungan dengan Departemen Informasi Publik PBB), anggota koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Act for Farmed Animals (AFFA), Asia for Animals (AfA), dan Open Wing Alliance (OWA). Pada tahun 2016, AFJ mulai mengampanyekan isu kesejahteraan hewan yang diternakkan dan menjadi LSM pertama yang menyuarakan isu tersebut di Indonesia.

Tentang Act for Farmed Animals

Act for Farmed Animals (AFFA) adalah inisiatif kolaboratif antara Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal untuk mengurangi penderitaan hewan yang diternakkan di Indonesia dan mendorong pilihan makanan yang lebih bijaksana dan lebih welas asih.

Tentang Animals Don’t Speak Human 

Animals Don’t Speak Human (ADSH ) adalah Lembaga Swadaya Masyarakat terdaftar dengan nama Yayasan Perlindungan Hukum Satwa Indonesia, sebuah LSM berdomisili di Bali yang bekerja dengan menggabungkan pendekatan hukum, ilmu pengetahuan, dan kemitraan global untuk mengatasi tantangan perlindungan hewan secara holistik. Dengan memanfaatkan teknologi, penelitian lintas disiplin, dan advokasi kebijakan, ADSH memperjuangkan perubahan sistemik yang akan berdampak jangka panjang untuk menghapus spesiesisme.

SHARE THIS POST

Diskusi