Animals Don’t Speak Human (ADSH) adalah Lembaga Swadaya Masyarakat terdaftar dengan nama Yayasan Perlindungan Hukum Satwa Indonesia, sebuah LSM yang didedikasikan untuk edukasi dan penegakan hukum perlindungan hewan di Indonesia. ADSH didirikan pada tahun 2019 oleh oleh Fiolita Berandhini dan Citra Referandum, dua pengacara berpengalaman yang banyak mendedikasikan diri terhadap isu Perlindungan Satwa, HAM, serta Perlindungan Perempuan dan Anak.
Animals Don’t Speak Human saat ini berbasis di Bali, Indonesia dan didedikasikan untuk menyajikan berita, artikel, dan informasi yang komprehensif dan terkini tentang isu-isu hukum dan kebijakan terkait hewan di Indonesia dan di belahan dunia lainnya. Dibentuknya Animals Don’t Speak Human pada tahun 2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kepada banyak masyarakat tentang ancaman yang dihadapi hewan setiap hari. Kami menyadari bahwa ada kebutuhan yang mendesak akan edukasi hukum satwa dan penegakannya karena adanya peningkatan kasus-kasus kekejaman terhadap satwa yang sering tak tersentuh hukum.
Saat ini, Tim kami berfokus pada penyediaan materi mendalam tentang perlindungan hukum hewan dan perlindungan hewan ternak baik di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya serta layanan konsultasi hukum untuk mendorong masyarakat agar secara mandiri maupun bersama-sama dapat membantu segala upaya penyelamatan satwa.
Animals Don’t Speak Human didirikan oleh orang-orang dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda, namun memiliki satu misi yang sama yaitu meningkatkan perlindungan satwa.
Pendiri/Direktur
Pendiri/Pembina
Bendahara
Sekretaris
Pengawas
Pengawas
Manager Program Hewan Diternak
Relawan
Desain Grafis
Administrasi
Sosial Media
Riset
Administrasi
Administrasi
Administrasi
Administrasi
Administrasi
Riset
Desainer Grafis
Sosial Media
Desainer Grafis
Administrasi
Spesialis Sosial Media
Riset
Penegakan hukum dalam upaya penanganan satwa layaknya perdagangan satwa liar pun satwa yang dilindungi, eskploitasi serta kekerasan terhadap hewan, dan perlakuan terhadap hewan ternak yang dilakukan diluar standarisasi yang berlaku diharapkan mampu memberikan efek jera sekaligus mencegah kejahatan ini terjadi secara terus menerus. Namun, Lemahnya pengawalan serta pengawasan dari pihak legislatif, yudikatif, maupun eksekutif dalam proses penegakan hukum satwa di Indonesia menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang masih banyak menghadapi praktek kejahatan terhadap satwa hingga saat ini. Dalam kacamata saya ADSH merupakan penghubung yang tepat antara hukum dengan
masyarakat yang menyuarakan hak-hak yang dimiliki oleh satwa. Karena tidak hanya manusia, setiap makhluk memiliki hak untuk hidup dan bebas dari rasa sakit serta penderitaan. Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk bergabung sebagai relawan di ADSH guna menyuarakan aspirasi saya mengenai hal yang berkaitan dengan hak-hak satwa.
Riset
Berawal dari keprihatinan dan keresahan banyak hewan yang sering kali haknya diabaikan. Selama ini merasa tidak memiliki wadah untuk menyalurkan aspirasi. Akhirnya semesta mempertemukan dengan ADSH, semoga diri ini menjadi individu yang bermanfaat bukan hanya untuk sesama manusia, tetapi juga menajadi perpanjangan lidah dari para hewan yang acap kali ditindas dan diabaikan haknya.
Riset
Saya bergabung menjadi relawan di ADSH karena rasa simpati dan empati terhadap hewan sangat tinggi dan juga ingin memperjuangkan hak-hak hewan yang di mana selama ini kurang ditegakan secara hukum dengan jelas dan valid. Maka dari itu, saya bergabung dengan ADSH, karena saya menganggap bahwa ADSH dapat menjadi perantara untuk saya menyalurkan pendapat dan juga pandangan saya terhadap hak-hak dari pada semua hewan yang pantas didapatkan.
Penerjemah
Saya ingin jadi penerjemah yang ikut serta dalam memperjuangkan kesejahteraan hewan. sudah seharusnya kita yang memiliki akal sehat dan perasaan membantu menjaga hewan untuk mendapatkan hak-hak nya. bersama ADSH, saya ingin ikut andil dalam edukasi mengenai pentingnya kesejahteraan hewan dan hal-hal yang lebih dalam lagi mengenai itu. sering kita lihat kekerasan terjadi pada hewan domestik karena mereka dianggap mengganggu manusia. setidaknya, jika tidak bisa berbuat baik, jangan sakiti hewan.
Penerjemah
Penerjemah
Saya memiliki harapan untuk bisa banyak berkontribusi terhadap terwujudnya kesejahteraan hewan. Dengan menjadi relawan ADSH, saya memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi terkait kesejahteraan hewan, memiliki akses ke masyarakat yang lebih luas untuk tujuan edukasi, serta tentunya berpartisipasi membantu satwa agar bisa hidup tanpa merasakan kesakitan.
Desain Grafis
Maraknya tindak kekerasan terhadap satwa dan lemahnya hukum di Negara kita untuk perlindungan satwa adalah alasan utama saya dalam bergabung menjadi relawan ADSH. Selain itu edukasi mengenai kesejahteraan satwa di negeri ini sangat kurang. Masih banyak orang-orang yang acuh, tak peduli dan bahkan menyepelekan mengenai kesejahteraan hewan bahkan tindak kekerasan serta ekploitasi satwa. Padahal kita di bumi seharusnya bisa hidup berdampingan dengan semua makhluk hidup lainnya termasuk satwa sekitar kita yang memiliki peran penting dalam ekosistem maupun lingkungan hidup. Manusia terlalu egois memikirkan bumi yang menurut mereka miliknya sendiri tanpa memperhatikan satwa-satwa lain yang bahkan memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan bumi kita. Melalui ADSH ini, menjadi tim relawan khususnya desain atau sosmed tim dengan cara menyebarkan edukasi
melalui platform internet untuk mengjangkau seluruh kalangan mengenai pengetahuan tentang kesejahteraan satwa.
Desain Grafis
Dimulai dari kesadaran bahwa manusia hidup berdampingan dengan satwa, saya mulai merasa satwa memiliki hak hidup yang sama dengan manusia, bukan sekedar objek . Satwa berhak untuk merasa aman, bebas dari rasa lapar dan bebas bertingkah laku secara alami. Bergabung dengan Animals Don’t Speak Human memperkaya pengetahuan saya soal perlindungan kesejahteraan satwa dan membuat saya turut memperjuangkannya secara nyata.