Hewan Ternak #BerHak

Hewan ternak membutuhkan pertolongan kita, berdasarkan data dari faunalytics.

 

Hewan yang dibesarkan untuk tujuan konsumsi, seharusnya juga dipenuhi kebutuhan dasarnya dalam hal pemenuhan kesejahteraan hewan. Pada kenyataannya, masih banyak hewan ternak yang diperlakukan dengan tidak memperhatikan kesejahteraannya dengan dalih bahwa hewan ternak yang mayoritas berujung di meja makan, tidak memiliki perasaan sebagaimana hewan pendamping atau satwa liar lainnya. Berdasarkan berbagai penelitian, hewan ternak dapat merasakan sakit dan memiliki perasaan lainnya sebagaimana dengan hewan pendamping dan satwa liar .

 

Dalam hal pemenuhan kesejahteraan hewan ternak, terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh siapapun yang bertanggung  jawab atas hewan ternak di fasilitas mereka, yaitu :

 

Prinsip Kesejahteraan Hewan Ternak 

  • Bebas dari rasa haus dan lapar 
  • Bebas dari rasa ketidaknyamanan 
  • Bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit 
  • Bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiahnya 
  • Bebas dari ketakutan dan rasa tertekan 

 

Konsep 5 kebebasan di atas harus diterapkan dalam berbagai kegiatan, yang meliputi pengandangan, pengangkutan, perawatan, penanganan dan penempatan hewan. 

 

Peternakan Industri 

 

Peternakan Industri adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan fasilitas industri yang memelihara sejumlah besar hewan ternak seperti babi, ayam, bebek, kambing atau sapi dalam kurungan intensif di mana pergerakan mereka sangat terbatas dan sulit untuk mengekspresikan sifat-sifat alamiahnya. Hewan ternak biasanya disimpan di kandang, atau dijejalkan bersama dan penuh sesak dengan jumlah banyak di dalam 1 (satu) kandang.  

 

Tidak dipenuhinya kesejahteraan hewan yang sering ditemui di peternakan industri : 

  • Kandang sempit dan kepadatan hewan yang ditempatkan dalam 1 kandang ;
  • Perubahan fisik seperti pemotongan gigi atau  ekor, dilakukan tanpa terlebih dahulu diberi anestesi/penghilang rasa sakit;
  • Dikurung dalam ruangan dengan kualitas udara yang buruk dan pencahayaan yang tidak memadai ;
  • Ketidakmampuan untuk mengekspresikan perilaku alamiah, seperti mengepakkan sayap, mandi debu, berjalan, bersosialisasi, bertelur di sarang atau bersarang di malam hari , dsb;
  • Penggunakan antibiotik yang tidak sesuai/berlebihan dan ketergantungan pada antibiotik untuk mengkompensasi kondisi stres dan tidak sehat pada hewan;
  • Penggunaan obat-obatan untuk merangsang pertumbuhan dengan cepat yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan hewan;
  • Penyakit dan cedera yang dialami hewan, dibiarkan tanpa disadari atau bahkan tidak diobati, seringkali diakibatkan karena jumlah hewan yang terlalu banyak dan jumlah pekerja yang tidak mampu mengendalikan kondisi-kondisi tertentu;
  • Penanganan hewan dilakukan dengan kasar oleh pekerja, seringkali karena kurangnya pelatihan, frustrasi pada kondisi kerja yang buruk atau desain fasilitas yang buruk .

Hewan bukanlah satu-satunya yang menderita karena kondisi yang tidak tidak manusiawi ini. Konsumen, masyarakat setempat, pekerja, dan lingkungan dirugikan oleh sistem pertanian intensif yang diterapkan di pabrik peternakan, seperti : 

  • Kesehatan Masyarakat : Peternakan yang tidak melakukan pemenuhan kesejahteraan hewan dengan baik, dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri Salmonella, E. coli dan patogen lainnya yang dapat ditularkan ke manusia melalui daging, susu dan telur, serta melalui kontak dari hewan ke manusia maupun sebaliknya (zoonosis). Untuk melakukan upaya pencegahan dan kondisi yang tidak sehat, hewan seringkali diberi antibiotik. Penyalahgunaan, penggunaan berlebihan, dan ketergantungan pada antibiotik dalam sistem makanan kita menciptakan potensi strain bakteri yang berbahaya dan resista]en terhadap obat untuk berkembang dan menyebar di antara manusia dan hewan. 
  • Masyarakat Sekitar : Peternakan industri seringkali menyebabkan polusi udara dan air yang dapat berdampak negatif pada kualitas hidup penduduk sekitar, termasuk ketidakmampuan untuk menikmati ruang terbuka, kualitas air minum yang buruk, pencemaran air sungai dimana masyarakat yang tinggal di desa masih memanfaatkannya untuk mandi dan mencuci, serta penurunan nilai jual rumah/tanah.  Penelitian telah menunjukkan bahwa dampak kesehatan dan lingkungan mereka dapat dirasakan secara tidak proporsional oleh masyarakat miskin. 
  • Pekerja : Pekerja yang ditempatkan di peternakan, seringkali tidak dilengkapi dengan seragam demi pencegahan penyakit yang mungkin ditimbulkan dari hewan.
  • Lingkungan : Limbah dari pabrik peternakan dapat mencemari air, tanah dan udara di masyarakat sekitar, membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, fasilitas ini mengkonsumsi sejumlah besar sumber daya yang terbatas, termasuk air dan bahan bakar fosil, sambil melepaskan sejumlah emisi berbahaya.  

 

Hukum 

  • Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 jo Undang-undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan 
  • Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan