Pemahaman terkait kesejahteraan hewan, beberapa dekade terakhir telah berevolusi. Kerangka yang selama ini dikenal yakni Five Freedoms, telah membentuk bagaimana industri, akademisi, dan masyarakat sipil memiliki perspektif soal perlindungan hewan. Namun kerangka Five Freedoms dirasa belum cukup untuk mendefinisikan kesejahteran holistik bagi satwa.
5 Freedoms: Fondasi Etis dari Era Modern Kesejahteraan Hewan
Konsep Five Freedoms lahir pada tahun 1965 melalui publikasi dokumen The Brambell Report, sebuah respons terhadap meningkatnya kritik terhadap sistem peternakan intensif di Inggris. Laporan ini memperkenalkan gagasan bahwa hewan tidak boleh diperlakukan hanya sebagai objek produksi. Five freedoms kemudian dirumuskan sebagai lima prinsip moral sederhana yang menekankan bahwa hewan harus bebas dari kelaparan, kehausan, ketidaknyamanan, rasa sakit dan penyakit, serta rasa takut dan stres, dan mereka harus dapat mengekspresikan perilaku alami mereka.
Pada masa itu, kerangka ini merupakan terobosan besar. The Brambell Report menciptakan bahasa universal yang bisa dipahami oleh masyarakat luas. Namun seiring berjalannya waktu, kesederhanaannya menjadi batasan karena tidak adanya tolok ukur untuk gagasan dalam Five Freedoms tersebut.
5 Domains: Menilai Kesejahteraan Secara Ilmiah dan Holistik
Pada awal 1990-an, ilmuwan seperti Mellor dan Reid menyadari bahwa kesejahteraan hewan perlu dilihat tidak hanya dari apa yang mereka harus mereka hindari, tetapi juga dari apa yang mereka alami. Dari gagasan tersebut lahirlah Five Domains, sebuah kerangka yang menilai kesejahteraan hewan melalui empat domain fisik nutrisi, lingkungan, kesehatan, dan perilaku yang semuanya berkontribusi pada domain kelima, yaitu status mental hewan.
Five Domains memberikan alat analisis yang detail dan ilmiah. Kerangka ini menekankan bahwa kualitas makanan memengaruhi energi dan kepuasan, bahwa suhu atau ventilasi dapat menimbulkan kenyamanan atau stres, bahwa penyakit dan cedera memengaruhi rasa sakit atau frustrasi, dan bahwa perilaku alami bukan sekadar kebutuhan, tetapi sumber stimulasi mental. Domain mental kemudian meringkas semua informasi tersebut untuk menilai apakah hewan mengalami rasa aman, penasaran, nyaman, puas, atau sebaliknya kecemasan, ketakutan, dan penderitaan.
Menuju Masa Depan Kesejahteraan Hewan yang Lebih Berwelas Asih
Five Domains memberikan kerangka yang lebih fleksibel dan komprehensif. Tidak lagi hanya menilai “tidak adanya penderitaan,” kerangka ini menilai dengan tolok ukur yang terlihat.
Dengan demikian, pendekatan ini mendorong perubahan nyata dalam manajemen hewan, dari penataan kandang yang lebih memperkaya lingkungan, pengurangan kepadatan populasi hewan yang diternakan, hingga perbaikan cara transportasi dan penanganan di rumah potong. Five Domains menciptakan standar baru bahwa kesejahteraan hewan bukan sekadar memenuhi minimum, tetapi memastikan kualitas hidup yang layak.
Perjalanan dari Five Freedoms menuju Five Domains menunjukkan perubahan besar dalam cara manusia memahami hewan. Jika Five Freedoms menyediakan kerangka berpikir bahwa hewan tidak boleh menderita, maka Five Domains memperluas cakupan tersebut dengan menekankan bahwa hewan harus dapat mengalami emosi positif dan kualitas hidup yang lebih baik. Kedua kerangka ini saling melengkapi yakni memberikan nilai dasar, dan memberikan alat evaluasi ilmiah.
Lewat kerja organisasi seperti Animals Don’t Speak Human, konsep-konsep ini diubah menjadi pergerakan nyata yang mendorong sistem pangan lebih etis, pilihan konsumen yang lebih sadar, dan kebijakan publik yang lebih berperikemanu siaan. Pada akhirnya, pendekatan terbaik terhadap kesejahteraan hewan adalah kombinasi empati dan sains mengakui bahwa hewan tidak hanya harus bebas dari penderitaan, tetapi juga harus diberi kesempatan untuk menikmati hidup, sama seperti makhluk hidup lainnya.





