December 18, 2025

Sarasehan Peternak Ayam Petelur di Bali Bahas Transisi Menuju Sistem Cage-Free

Tabanan, 17 Desember 2025 – Upaya mendorong praktik peternakan ayam petelur yang lebih beretika dan berkelanjutan terus dilakukan di Bali. Animals Don’t Speak Human (ADSH) menggelar Sarasehan Penerapan Kesejahteraan Hewan dan Pengelolaan Peternakan Ayam Petelur Bebas Sangkar (Cage-free) yang berlangsung pada 17 Desember di Rumah Hijau Bali, Apuan.

Kegiatan ini mempertemukan peternak ayam petelur konvensional, perwakilan pemerintah daerah, organisasi kesejahteraan hewan, asosiasi peternak, hingga pelaku sektor hotel, restoran, dan kafe (HORECA). Sarasehan ini menjadi ruang dialog terbuka untuk membahas tantangan, peluang, serta langkah awal transisi menuju sistem peternakan ayam petelur bebas sangkar (cage-free) di Bali.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Animals Don’t Speak Human, Indonesia Cage-Free Association (ICFA), perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, peternak ayam petelur yang telah menerapkan sistem cage-free, serta perwakilan sektor HORECA. Diskusi panel dan sesi tanya jawab menjadi ruang bagi peternak untuk menyampaikan kekhawatiran, kebutuhan dukungan, serta kesiapan mereka dalam memulai transisi.

“Sarasehan ini bertujuan memberi pemahaman praktis kepada peternak konvensional tentang prinsip kesejahteraan hewan, dasar hukum yang sudah berlaku, serta peluang transisi ke sistem cage-free sebagai pasar bernilai tambah,” ujar Abiel Syaputra selaku panitia acara.

Sebagian besar produksi telur di Indonesia masih bergantung pada sistem kandang baterai konvensional yang membatasi perilaku alami ayam. Padahal, tren global dan permintaan pasar terutama dari sektor pariwisata menunjukkan peningkatan kebutuhan akan produk pangan hewani yang dihasilkan secara lebih etis dan bertanggung jawab. Bali, sebagai destinasi pariwisata internasional, dinilai memiliki posisi strategis untuk mendorong perubahan ini.

Dalam sarasehan ini, peserta mendapatkan pemaparan mengenai prinsip dasar perlindungan dan kesejahteraan hewan, perbandingan sistem peternakan konvensional dan bebas sangkar, serta aspek teknis pengelolaan pakan, kesehatan, dan lingkungan dalam sistem cage-free. Selain itu, dibahas pula peluang pasar telur bebas sangkar di Bali, khususnya untuk memenuhi kebutuhan industri perhotelan dan kuliner yang berkomitmen pada rantai pasok berkelanjutan.

Melalui sarasehan ini, diharapkan terbangun pemahaman yang lebih kuat mengenai pentingnya kesejahteraan hewan, sekaligus membuka jalan bagi kolaborasi antara peternak, pemerintah, dan sektor swasta. Kegiatan ini juga menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi potensi pengembangan peternakan ayam petelur bebas sangkar (cage-free) di Bali.

“Sekarang saya banyak menemui anak muda yang tertarik dan bergerak dalam kerja-kerja pertanian organic dan  peternakan berkelanjutan. Saya berharap ada lebih banyak orang lagi ya concern soal isu-isu ini,” tutur I Made Subagia, S.Pi., M.M. selaku Plt. Kepala Dinas Pertanian Tabanan.

Ke depan, penerapan sistem peternakan yang lebih ramah hewan tidak hanya diharapkan meningkatkan kesejahteraan ayam petelur, tetapi juga memperkuat daya saing produk telur lokal Bali di tengah tuntutan pasar global yang semakin berorientasi pada keberlanjutan dan etika produksi pangan.

SHARE THIS POST