September 24, 2025

Animals Don’t Speak Human berkolaborasi dengan IAAS UNUD: Dari Kesadaran Iklim Menuju Aksi Nyata Kurangi Emisi & Kelola Limbah secara Berkelanjutan

Denpasar, 20 September 2025 — Hari Tumpek Landep diperingati sebagai hari suci untuk menajamkan pikiran dan membersihkan batin. Secara simbolis, masyarakat Bali yang melaksanakan tradisi ini menghaturkan sesajen kepada benda-benda logam, terutama senjata dan alat kerja, dengan makna bahwa manusia harus menggunakan ketajaman pikirannya secara bijaksana untuk memberi manfaat bagi kehidupan. 

Filosofi ini masih relevan hingga sekarang, di tengah tantangan krisis iklim global dan kerusakan lingkungan. Dengan adanya peningkatan emisi gas rumah kaca, timbunan sampah, dan pola konsumsi yang berlebihan, kita dituntut untuk kritis dalam berpikir dan mengambil keputusan demi keberlanjutan lingkungan hidup kita. 

Berangkat dari semangat tersebut, Animals Don’t Speak Human (ADSH) bersama International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Universitas Udayana berkolaborasi untuk menciptakan ruang belajar dan diskusi bersama mahasiswa Universitas Udayana dan masyarakat Desa Kesiman melalui acara bertajuk “Dari Kesadaran Iklim hingga Aksi Nyata: Mengurangi Emisi dan Mengelola Limbah secara Berkelanjutan” 

Acara ini dilakukan dengan metode diskusi dua arah dan interaktif, yang mana wawasan tidak hanya berasal dari pembicara, melainkan juga peserta acara. Pemaparan diskusi mencakup soal cara-cara sederhana yang dapat dilakukan mahasiswa dan masyarakat untuk mengurangi emisi, termasuk juga dengan pengenalan transisi pola makan berkelanjutan yang secara bertahap bergeser menuju nutrisi nabati. Proses transisi ini diupayakan karena produksi pangan berbasis hewani diketahui menyumbang emisi gas rumah kaca, degradasi lahan, serta penggunaan air yang jauh lebih besar dibanding pangan nabati. 

Isi Piring, Isi Masa Depan 

The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa sistem pangan global diperkirakan menyumbang sekitar 21 37% dari total emisi gas rumah kaca manusia, termasuk di dalamnya adalah tentang produksi dan konsumsi produk hewani. Menurut skenario mitigasi IPCC yang paling memungkinkan untuk mengurangi emisi sistem pangan adalah dengan beralih ke pola makan nabati (plant-based diets). Oleh karena itu, salah satu pesan penting dari acara ini adalah bahwa setiap pilihan makanan di piring kita adalah bentuk aksi iklim. 

Dimensi Kesejahteraan Hewan 

Selain krisis iklim, pola konsumsi berbasis hewani juga membawa konsekuensi untuk kesejahteraan hewan. Dalam industri peternakan yang belum menjadikan kesejahteraan hewan sebagai hal yang penting, hewan masih dianggap dan diperlakukan semata sebagai barang, bukan sebagai makhluk hidup yang memiliki kebutuhan akan menunjukkan perilaku alami dan dengan kapasitas untuk merasakan sakit dan stress. 

Animals Don’t Speak Human menganggap isu kesejahteraan hewan ini penting dan saling bertalian serta berjalan beriringan dengan sistem pangan yang lebih baik, kelestarian alam, kesehatan manusia, dan kesejahteraan hewan. Maka dari itu isu ini perlu dianggap penting bagi setiap pihak untuk memastikan sistem pangan yang lebih berbelas kasih.

SHARE THIS POST